Disusun oleh :
Anugerah Teguh F
Amelia Chasanda
Pohan Rangga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dewasa ini, proses pembelajaran
yang ada di sekitar kita tidak jauh-jauh dari perkembangan teknologi, mulai
dari mobile phone, note book, televisi, dan lain
sebagainya. Hal ini karena memang pengaruh teknologi sangat besar dan tidak
bisa kita pungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia pendidikan.
Jika merunut pada salah satu prinsip kurikulum pendidikan yaitu harus
relevan dengan perkembangan IPTEK, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang tiap saat. Maka TIK tidak bisa kita nafi kan sebagai
sumber belajar.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan beberapa pertanyaan
yang akan menggiring kita ke topik pembahasan, yaitu:
2. Apa
yang dimaksud dengan mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?
3. Mengapa
Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Penting?
4. Bagaimana
Mengintegrasikan TIK ke dalam Proses Pembelajaran?
5. Apa
saja hambatan dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
* Integrasi
Integrasi
adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh.
* TIK
Teknologi informasi dan komunikasi tidak terfokus pada segala sesuatu
hal yang berkaitan dengan internet dan computer saja, akan tetapi segala sarana
dan fasilitas yang dapat membantu proses belajar dan pembelajaran.
* Belajar
Suatu
usaha yang dilakukan dari dalam diri seseorang untuk berubah ke arah yang lebih
baik
* Pembelajaran
Adalah suatu proses, cara, perbuatan menjadikan orang agar mau belajar
yang berlangsung diluar diri seseorang (eksternal)
B.
Integrasi TIK dalam belajar
Dewasa ini, proses pembelajaran yang ada di sekitar
kita tidak jauh-jauh dari perkembangan teknologi, mulai dari mobile phone,
note book, televisi, dan lain sebagainya. Hal ini karena memang pengaruh
teknologi sangat besar dan tidak bisa kita pungkiri bahwa kita membutuhkan
teknologi dalam dunia pendidikan. Jika merunut pada salah satu prinsip
kurikulum pendidikan yaitu harus relevan dengan perkembangan IPTEK,
karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang tiap saat. Maka
TIK tidak bisa kita nafi kan sebagai sumber belajar.
Menggunakan TIK secara efektif di dalam kelas bukanlah menyangkut
tentang menjalankan sebuah teknologi sampai bekerja. Penggunaan TIK bukanlah
apa yang kita gunakan tetapi yang penting adalah bagaimana dan kapan kita
menggunakannya.
Menggunakan TIK dalam setiap belajar akan memacu
inovasi. Inovasi adalah menciptakan sesuatu yang menarik, memikat, merangsang
pemikiran, dan menyenangkan. Salah satu kelebihan penggunaan TIK adalah
kemampuannya dalam meracik sebuah pelajaran yang memperdalam pemahaman siswa
akan konsep dan ide, serta memberikan kepada mereka pengalaman-pengalaman yang
baru dan menimbulkan rasa haus akan pengetahuan di seluruh kelas.
Berdasarkan banyak penelitian, penggunaan TIK di
dalam kelas mempengaruhi penguasaan dan motivasi siswa. Penerapan TIK dalam pembelajaran
mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada itu, diantaranya:
§ Membuka cakrawala baru dalam
kegiatan belajar dan mengajar. Mengajar menggunakan TIK memberikan semangat
baru dalam pengajaran, mengadopsi pendekatan yang baru, mengumpulkan berbagai
ide dan konsep, serta mengembangkan kecakapan-kecapakan yang baru.
§ Membantu memacu dan mendorong
siswa. Menggunakan TIK secara interaktif membantu meningkatkan kepercayaan
diri, meningkatkan perhatian siswa akan pelajaran, serta membantu membentuk
perilaku siswa.
§ Mempersiapkan siswa untuk
memasuki dunia kerja, karena saat ini sulit sekali menemukan sebuah pekerjaan
yang tidak tersentuh oleh TIK.
§ Membantu sekolah untuk memaksimalkan
sumber daya yang ada, membantu untuk menghemat uang dan waktu dengan
memaksimalkan dampak yang terjadi akibat penggunaan TIK, membantu mengurangi
beban dalam persiapan, perencanaan dan pengayaan. Dengan mudah guru dapat
melihat kembali pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilakukan, serta menganalisis
perkembangan siswa dengan cepat
§ Leluasa. Maksudnya adalah belajar
dan mengajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam berbagai tingkatan,
kemampuan dan gaya belajar siswa. TIK memberikan kebebasan bagi siswa untuk
mengatur cara belajar mereka, dan dengan cara yang paling sesuai menurut tipe
belajar masing-masing. Siswa memiliki akses ke berbagai sumber pengetahuan;
baik itu materi maupun orang/ahli. Dengan demikian siswa mampu memiliki
pengalaman personal dimana mereka memilih cara belajar seperti apa yang mereka
lebih sukai.
§ Kapanpun dan dimanapun. Dengan
menggunakan TIK, siswa tidak perlu tertinggal pelajaran jika tidak dapat
menghadiri sebuah kelas, siswa sekarang mempunyai akses untuk belajar kapanpun
dan dimanapun mereka sukai.
§ Pembelajaran Aktif. pembelajaran
tidak lagi bersifat pasif, yakni siswa duduk di depan guru dan “learning by
telling”, penggunaan TIK secara efektif mampu membuat pembelajaran menjadi
aktif. Penekanannya adalah interaktif atau “learning by doing”.
§ Komunitas Online. Belajar adalah
aktifitas sosial, dengan penggunaan TIK pembelajaran yang maksimal dan tahan
lama dapat dicapai dengan bergabung bersama komunitas online dan jaringan.
Siswa didorong untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi pengetahuan. TIK
mendorong pembelajaran melalui refleksi dan diskusi.
C. Integrasi TIK dalam pembelajaran
& Apa yang Dimaksud dengan Mengintegrasikan TIK
ke dalam proses pembelajaran?
Mari kita bandingkan dua kalimat berikut! ”Learning to Use ICTs vs Using
ICTs to Learn”. Secara sederhana, mengintegrasikan TIK ke dalam proses
pembelajaran sama maknanya dengan menggunakan TIK untuk belajar (using ICTs to
learn) sebagai lawan dari belajar menggunakan TIK (learning to use ICTs).
Belajar menggunakan TIK mengandung makna bahwa TIK masih dijadikan sebagai
obyek belajar atau mata pelajaran.
Sebenarnya, UNESCO mengklasifikasikan tahap
penggunaan TIK
dalam pembelajaran kedalam empat tahap sebagai berikut:
1. Tahap emerging: baru menyadari
akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya.
2. Tahap applying: satu langkah
lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata
pelajaran).
3. Pada tahap integrating: TIK telah
diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran).
4. Tahap transforming: merupakan
tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi
pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran
(instructional purpose) maupun untuk administrasi
Apa yang terjadi dalam praktek
pembelajaran di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, TIK masih
dijadikan sebagai obyek atau mata pelajaran. Sebagian besar, TIK masih
dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran di sekolah-sekolah. Bahkan
di tingkat perguruan tinggi atau akademi, banyak dibuka program studi yang
berkaitan dengan TIK, seperti teknik informatika, manajemen informatika, teknik
komputer, dan lain- lain.
& Mengapa Pengintegrasian TIK ke dalam Proses
Pembelajaran Penting?
Jawabannya sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya
manusia Indonesia untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge-based society). Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan
bebas (AFTA). Pada masa itu, masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy
yang mumpuni dan kemampuan menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas
(knowledge-based society). Pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran
dapat meningkatkan ICT literacy membangun karakteristik masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society) pada diri siswa, disamping dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran itu sendiri.
UNESCO (2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK
ke dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan utama:
- Untuk membangun ”knowledge-based society habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain;
- Untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literacy); dan
- Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.
& Bagaimana Mengintegrasikan TIK ke dalam Proses
Pembelajaran?
Dari sisi pendekatan, Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat
dilakukan guru ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK,
yaitu:
Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach), Pada
pendekatan ini, topik atau satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara
sederhana langkah yang dilakukan adalah:
1. menentukan topik.
2. menentukan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
3. menentukan aktivitas
pembelajaran dan software (seperti modul. LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM,
bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
·
Pendekatan Software (Software-centered Approach), menganut langkah yang
sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti
bku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di
internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan
dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada
tersebut. Sebagai contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin
CD- ROM tertentu yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka guru
merencanakan pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topic tertentu.
Topik yang lain terpaksa dilaksanakan dengan cara konvensional.
& Apa saja hambatan dalam mengintegrasikan TIK
ke dalam proses pembelajaran?
Ada
beberapa hambatan yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan pemanfaatan TIK
untuk pembelajaran. Hambatan- hambatan tersebut diantaranya adalah:
- Penolakan/keengganan untuk berubah (resistancy to change), khususnya dari policy maker (kepala sekolah dan guru).
- Kesiapan SDM (ICT literacy dan kompetensi guru).
- Ketersedian fasilitas TIK.
- Ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber.
- Keberlangsungan (sustainability) karena keterbatasan dana.
BAB III
KESIMPULAN