Selasa, 30 Oktober 2012

Pengintegrasian TIK Dalam Pembelajaran

  Disusun oleh :
   Anugerah Teguh F
Amelia Chasanda
Pohan Rangga

BAB I
PENDAHULUAN
   A.   Latar Belakang.
Dewasa ini, proses pembelajaran yang ada di sekitar kita tidak jauh-jauh dari perkembangan teknologi, mulai dari mobile phone, note book, televisi, dan lain sebagainya. Hal ini karena memang pengaruh teknologi sangat besar dan tidak bisa kita pungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia pendidikan. Jika merunut pada salah satu prinsip kurikulum  pendidikan yaitu harus relevan dengan perkembangan IPTEK, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang tiap saat. Maka TIK tidak bisa kita nafi kan sebagai sumber belajar.
   B.   Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan beberapa pertanyaan yang akan menggiring kita ke topik pembahasan, yaitu:
2.   Apa yang dimaksud dengan mengintegrasikan TIK ke dalam proses  pembelajaran?
3.   Mengapa Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Penting?
4.   Bagaimana Mengintegrasikan TIK ke dalam Proses Pembelajaran?
5.   Apa saja hambatan dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian
   * Integrasi
Integrasi adalah pembauran hingga menjadi  kesatuan yang utuh.
   * TIK
Teknologi informasi dan komunikasi tidak terfokus pada segala sesuatu hal yang berkaitan dengan internet dan computer saja, akan tetapi segala sarana dan fasilitas yang dapat membantu proses belajar dan pembelajaran.
   * Belajar
Suatu usaha yang dilakukan dari dalam diri seseorang untuk berubah ke arah yang lebih baik
  * Pembelajaran
Adalah suatu proses, cara, perbuatan menjadikan orang agar mau belajar yang berlangsung diluar diri seseorang (eksternal)
B.  Integrasi TIK dalam belajar
Dewasa ini, proses pembelajaran yang ada di sekitar kita tidak jauh-jauh dari perkembangan teknologi, mulai dari mobile phone, note book, televisi, dan lain sebagainya. Hal ini karena memang pengaruh teknologi sangat besar dan tidak bisa kita pungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia pendidikan. Jika merunut pada salah satu prinsip kurikulum  pendidikan yaitu harus relevan dengan perkembangan IPTEK, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang tiap saat. Maka TIK tidak bisa kita nafi kan sebagai sumber belajar.
Menggunakan TIK secara efektif di dalam kelas bukanlah menyangkut tentang menjalankan sebuah teknologi sampai bekerja. Penggunaan TIK bukanlah apa yang kita gunakan tetapi yang penting adalah bagaimana dan kapan kita menggunakannya.
Menggunakan TIK dalam setiap belajar akan memacu inovasi. Inovasi adalah menciptakan sesuatu yang menarik, memikat, merangsang pemikiran, dan menyenangkan. Salah satu kelebihan penggunaan TIK adalah kemampuannya dalam meracik sebuah pelajaran yang memperdalam pemahaman siswa akan konsep dan ide, serta memberikan kepada mereka pengalaman-pengalaman yang baru dan menimbulkan rasa haus akan pengetahuan di seluruh kelas.
Berdasarkan banyak penelitian, penggunaan TIK di dalam kelas mempengaruhi penguasaan dan motivasi siswa. Penerapan TIK dalam pembelajaran mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada itu, diantaranya:
§    Membuka cakrawala baru dalam kegiatan belajar dan mengajar. Mengajar menggunakan TIK memberikan semangat baru dalam pengajaran, mengadopsi pendekatan yang baru, mengumpulkan berbagai ide dan konsep, serta mengembangkan kecakapan-kecapakan yang baru.
§    Membantu memacu dan mendorong siswa. Menggunakan TIK secara interaktif membantu meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan perhatian siswa akan pelajaran, serta membantu membentuk perilaku siswa.
§    Mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja, karena saat ini sulit sekali menemukan sebuah pekerjaan yang tidak tersentuh oleh TIK.
§    Membantu sekolah untuk memaksimalkan sumber daya yang ada, membantu untuk menghemat uang dan waktu dengan memaksimalkan dampak yang terjadi akibat penggunaan TIK, membantu mengurangi beban dalam persiapan, perencanaan dan pengayaan. Dengan mudah guru dapat melihat kembali pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilakukan, serta menganalisis perkembangan siswa dengan cepat
§    Leluasa. Maksudnya adalah belajar dan mengajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam berbagai tingkatan, kemampuan dan gaya belajar siswa. TIK memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengatur cara belajar mereka, dan dengan cara yang paling sesuai menurut tipe belajar masing-masing. Siswa memiliki akses ke berbagai sumber pengetahuan; baik itu materi maupun orang/ahli. Dengan demikian siswa mampu memiliki pengalaman personal dimana mereka memilih cara belajar seperti apa yang mereka lebih sukai.
§    Kapanpun dan dimanapun. Dengan menggunakan TIK, siswa tidak perlu tertinggal pelajaran jika tidak dapat menghadiri sebuah kelas, siswa sekarang mempunyai akses untuk belajar kapanpun dan dimanapun mereka sukai.
§    Pembelajaran Aktif. pembelajaran tidak lagi bersifat pasif, yakni siswa duduk di depan guru dan “learning by telling”, penggunaan TIK secara efektif mampu membuat pembelajaran menjadi aktif. Penekanannya adalah interaktif atau “learning by doing”.
§    Komunitas Online. Belajar adalah aktifitas sosial, dengan penggunaan TIK pembelajaran yang maksimal dan tahan lama dapat dicapai dengan bergabung bersama komunitas online dan jaringan. Siswa didorong untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi pengetahuan. TIK mendorong pembelajaran melalui refleksi dan diskusi.
C.  Integrasi TIK dalam pembelajaran
&  Apa yang Dimaksud dengan Mengintegrasikan TIK ke dalam proses  pembelajaran?
Mari kita bandingkan dua kalimat berikut! ”Learning to Use ICTs vs Using ICTs to Learn”. Secara sederhana, mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran sama maknanya dengan menggunakan TIK untuk belajar (using ICTs to learn) sebagai lawan dari belajar menggunakan TIK (learning to use ICTs). Belajar menggunakan TIK mengandung makna bahwa TIK masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran.
Sebenarnya, UNESCO mengklasifikasikan tahap penggunaan TIK
dalam pembelajaran kedalam empat tahap sebagai berikut:





















1.   Tahap emerging: baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya.
2.   Tahap applying: satu langkah lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata pelajaran).
3.   Pada tahap integrating: TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran).
4.   Tahap transforming: merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun untuk administrasi
      Apa yang terjadi dalam praktek pembelajaran di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, TIK masih dijadikan sebagai obyek atau mata pelajaran. Sebagian besar, TIK masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran di sekolah-sekolah. Bahkan di tingkat perguruan tinggi atau akademi, banyak dibuka program studi yang berkaitan dengan TIK, seperti teknik informatika, manajemen informatika, teknik komputer, dan lain- lain.
&  Mengapa Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Penting?
Jawabannya sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada masa itu, masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy yang mumpuni dan kemampuan menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas (knowledge-based society). Pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan ICT literacy membangun karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) pada diri siswa, disamping dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran itu sendiri.  
UNESCO (2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan utama:
  •    Untuk membangun ”knowledge-based society habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain;
  •    Untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literacy); dan
  •      Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.
&  Bagaimana Mengintegrasikan TIK ke dalam Proses Pembelajaran?
Dari sisi pendekatan, Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat dilakukan guru ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu:
Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach), Pada pendekatan ini, topik atau satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang dilakukan adalah:
    1.    menentukan topik.
    2.    menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  3.    menentukan aktivitas pembelajaran dan software (seperti modul. LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
·         Pendekatan Software (Software-centered Approach), menganut langkah yang sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti bku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut. Sebagai contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin CD- ROM tertentu yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka guru merencanakan pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topic tertentu. Topik yang lain terpaksa dilaksanakan dengan cara konvensional.
&  Apa saja hambatan dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?
Ada beberapa hambatan yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Hambatan- hambatan tersebut diantaranya adalah:
  •     Penolakan/keengganan untuk berubah (resistancy to change), khususnya dari policy maker (kepala sekolah dan guru).
  •      Kesiapan SDM (ICT literacy dan kompetensi guru).
  •     Ketersedian fasilitas TIK.
  •     Ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber.
  •     Keberlangsungan (sustainability) karena keterbatasan dana.
BAB III
KESIMPULAN
         Di era globalisasi ini, proses belajar dan pembelajaran tidak luput dari perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan pengaruh teknologi sangat besar dan tidak bisa dipungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia pendidikan. Berdasarkan penelitian, penggunaan TIK di dalam kelas mempengaruhi penguasaan dan motivasi siswa. Namun, tidak menutup kemungkinan ada hambatan dalam mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran, seperti kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia).

Senin, 29 Oktober 2012

e-learning


Belajar Online
 
DISUSUN OLEH :

 

            1. Anggi Soraya Murat            1215121099
            2. Fenny Fenhesia Siregar       1215121084
            3. Kamelia Fitri Jahra              1215120023

 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2012

 
BAB 1

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Adapun latar belakang penulis dalam mengerjakan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang belajar online khususnya untuk mata kuliah Pengantar Teknologi Komunikasi dan Informasi. Selain itu makalah ini dibuat sebagai wadah untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai belajar online secara menyeluruh.
Pembelajaran elektronik atau e-Learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning. Dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah kejelasan tentang kegiatan belajar yang bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-Learning? Apakah seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan melakukan akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari Internet, dapat dikatakan telah melakukan e-Learning?
Dari beberapa penyebab kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, informasi dan teknologi tersebut dapat diambil suatu pertanyaan, “Upaya apa yang dilakukan oleh para pakar pendidikan untuk memajukan bidang pendidikan tersebut ?” Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.




Untuk itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan fakta yang ada, dan karya-karya ilmiah yang telah ditulis oleh para pakar pendidikan, telah ditemukan upaya untuk memajukan dunia pendidikan, dengan menciptakan/memperkenalkan sistem pembelajaran yang efektif dan efisien bagi guru dan peserta didik.yang berupa pembelajaran jarak jauh dengan mempergunakan media elektronika yang dikenal dengan istilah Belajar Online/E-Learning.
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami beri judul “Belajar Online”.

1.2  Maksud dan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.    Melatih mahasiswa mengembangkan bahan ajar melalui karya tulis.
b.   Mendidik mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak tentang materi yang
     dijelaskan.
c.  Agar mahasiswa mampu menjelaskan materi belajar online secara menyeluruh dengan cermat.


1.3  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian/definisi belajar online  ?
2.      Apa manfaat belajar online ?
3.      Bagaimana sejarah dan perkembangan belajar online ?
4.      Apa keuntungan dan keterbatasan belajar online ?
5.      Apa saja elemen belajar online ?
6.     Apa saja aspek penting dalam belajar online ?







BAB II

ISI


2.1 Definisi Belajar Online
           
Pembelajaran online (juga dikenal dengan pembelajaran elektronik, atau e-Learning) merupakan hasil dari suatu pembelajaran yang disampaikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Bahannya biasa sering diakses melalui sebuah jaringan. Sumbernya bisa berasal dari website, internet, intranet, CD-ROM, dan DVD. Selain memberikan instruksi, e-learning juga dapat memonitor kinerja peserta didik dan melaporkan kemajuan peserta didik. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya, halaman web), tetapi juga  membimbing peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang spesifik (misalnya, tujuan). SimakBaca secara fonetik.
Potensi untuk aplikasi pendidikan pembelajaran online telah berkembang. Siswa tidak hanya dapat mengakses pengetahuan dari buku pelajaran, tetapi juga dapat mengakses materi pelajaran dari luar sekolah . Guru dan siswa dapat memperoleh informasi yang banyak, tidak terbatas, dan dapat di akses dari beberapa perpustakaan di seluruh dunia!
Siswa dan guru dapat meningkatkan pembelajaran di kelas dengan mengakses informasi dari berbagai sumber (database, perpustakaan, kelompok minat khusus), berkomunikasi melalui komputer dengan siswa lain atau dengan para ahli di bidang studi tertentu, dan saling bertukar informasi. Kegiatan seperti yang dilakukan oleh geografis nasional memungkinkan siswa dan guru bersama-sama untuk menuai keuntungan dari menghubungkan jaringan nasional siswa, guru, dan ilmuwan untuk menyelidiki berbagai topik.


Guru dan para siswanya dapat mengakses dokumen elektronik untuk memperkaya pengetahuannya. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena pembelajaran online menyediakan sebuah lingkungan belajar yang interaktif. Siswa dapat menghubungkan informasi eletronik ke dokumen dan proyek mereka, membuat dokumen elektroniknya “hidup” dengan tombol hypertext.
Karena komputer memiliki kemampuan untuk memberikan informasi dengan berbagai media (termasuk cetakan, video, dan rekaman suara dan musik) komputer menjadi sebuah perpustakaan yang tidak terbatas. Betapapun siswa mampu untuk segera berkomunikasi dengan teks, gambar, suara, data, dan video dua arah. Interaksi yang dihasilkan dapat mengubah peran siswa dan guru. Guru dapat dipisahkan secara geografiis dari siswanya, dan siswa dapat belajar dari siswa lain di kelas seluruh dunia.


2.2 Sejarah dan Perkembangan Belajar Online

            E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1)        Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi     e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM   FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
(2)        Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994, CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
(3)        Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan   akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul             LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk             mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
(4)        Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan     interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.

2.3 Manfaat Belajar Online

- Dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
            - Lebih menghemat biaya dan waktu.
            - Standar materi terjamin dengan baik.
            - Memperkuat pembelajaran tradisional dalam kelas.
            - Kuota peserta tidak terbatas.




2.4 Keuntungan dan Keterbatasan Belajar Online

2.4.1 Keuntungan Belajar Online
1.            Media yang bervariasi
Internet adalah sarana serbaguna yang memberikan informasi kepada pelajar di seluruh dunia. Situs-situs internet berisi media yang bervariasi, termasuk teks, audio, grafik, animasi, video, dan software yang dapat didownload.
2.            Informasi yang up-to-date
Sampai saat ini, para pendidik terbatas pada sumber-sumber yang ada di kelas atau gedung sekolahnya. Sekarang, dengan kemampuan untuk menghubungkan ke sumber-sumber di komunitas dan di seluruh dunia, membuka pandangan baru tentang pengajaran dan pembelajaran. Siswa dapat mengakses perpustakaan dan database dengan baik di luar batasan local, ini memperluas cakrawala yang lebih kecil dan sekolah pedesaan serta partisipasi individu dalam home schooling.
3.            Navigasi
Keuntungan utama dari internet adalah mampu untuk bergerak dengan mudah dalam dan antar dokumen. Dengan menekan tombol atau mengklik dari mouse, pengguna dapat mencari berbagai macam dokumen di berbagai lokasi tanpa bergerak dari komputernya
4.            Bertukar ide
Siswa dapat terlibat dalam “percakapan” dengan para ahli di bidang studi tertentu. Selanjutnya, mereka dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang memungkinkan untuk bertukar ide dengan siswa lain, bahkan mereka yang tinggal di negara-negara lain.
5.            Komunikasi yang nyaman
E-mail memungkinkan orang-orang diberbagai lokasi untuk berbagi ide, sama seperti yang mereka lakukan di telepon sekarang, tanpa memainkan “tag telepon” begitu umumnya di kalangan orang sibuk. Pengguna dapat “bercakap” satu sama lain di waktu yang berbeda dan meresponnya sesuai kenyamanan mereka masing-masing. Rekaman yang ditukar dapat disimpan.
6.            Biaya rendah
Biaya hardware, software, waktu telepon, dan servis telekomunikasi adalah nominal dan menurun.

2.4.2 Keterbatasan Belajar Online

1.            Umur-materi yang tidak pantas
Salah satu hal yang menjadi keprihatinan beberapa topik pada jaringan komputer, utamanya di internet, adalah tidak cocoknya materi tersebut untuk siswa sekolah dasar. Iklan tembakau dan alkohol di internet dapat ditampilkan bersama permainan dan musik yang bisa dinikmati anak-anak.

2.            Hak cipta
Karena informasi begitu mudah untuk diakses, hal itu juga sangat sederhana untuk seorang individu untuk secepatnya mendownload sebuah berkas dan dengan beberapa perubahan, ia dapat mengerjakan tugasnya tanpa bersusah-susah payah lagi.
3.            Pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya
Diperkirakan setiap harinya ribuan situs baru ditambahkan ke internet. Pertumbuhan ini membuat penemuan informasi menjadi sangat sulit. Untuk membantu dalam pencarian informasi, beberapa perusahaan komersial dan universitas menyediakan mesin pencari dengan mengikuti link Web dan menampilkan hasil yang sesuai dengan pertanyaan Anda.
4.            Pendukung
Dukungan teknis yang baik harus tersedia. Tanpa dukungan dan manajemen yang bijaksana tersebut, sebuah jaringan komputer mungkin akan cepat mati. Untuk itu Teknis supervisor diperlukan untuk mengatur dan memelihara jaringan.
5.            Akses
Baik dengan cara sistem tertanam atau nirkabel atau modem, semua pengguna harus memiliki sebuah cara untuk menghubungkan ke jaringan.



2.5      Elemen Belajar Online

Definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan mengapa dari e-learning (Clark & Mayer, 2008, p. 10):
               1.      Apa
         E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.
   2.      Bagaimana
E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang didesain untuk belajar secara individu dan dalam synchronous yang didesain dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.
3.      Mengapa
E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.


2.6      Aspek Penting dalam Belajar Online

   1.      Menciptakan Solusi Belajar Formal dan Informal
Salah satu kesalahan berpikir tentang belajar online adalah belajar online hanya menciptakan sistem belajar secara formal, seperti dalam bentuk kursus. Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran didapat secara informal. Banyak orang saat beraktivitas sehari-hari dan menghadapi suatu masalah membutuhkan solusi secepatnya. Dalam hal ini, belajar online haruslah memiliki karakteristik berikut:
a.  Just in Time
Tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya.
b. On Demand
Tersedia setiap saat.
c.  Bite Sized
            Tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan secara cepat

   2.      Menyediakan Akses ke Berbagai Macam Sumber Pembelajaran, baik itu Konten ataupun Manusia
Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang belajar online bahwa belajar online hanya membuat konten saja. Sebenarnya belajar online sebuah aktivitas sosial. Belajar online menyediakan pengalaman belajar yang kuat melalui komunitas online. Karena manusia adalah makhluk sosial, jadi ada banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu.
3.      Mendukung Sekelompok Orang atau Grup untuk Belajar Bersama
Belajar Online bukan aktivitas individu saja, tetapi juga mendukung sekelompok orang  atau grup untuk belajar bersama, baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu, dan membentuk sebuah komunitas online yang dapat dilakukan secara langsung (synchronous) atau tidak langsung (asynchronous).
4.            E-learning Membawa Pembelajaran kepada Pelajar bukan Pelajar ke Pembelajaran
Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning (Knight, 2005, p. 11).



BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tentang belajar online dapat kami simpulkan sebagai berikut  :
1. Definisi belajar online adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain, atau proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.
2. Manfaat belajar online adalah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. Belajar online mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir, mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya, mengontrol kegiatan belajar peserta didik dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).

3. Sejarah dan perkembangan belajar online pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (Computer-Assisted Instruction) dan komputer bernama PLATO.
4. Keuntungan menggunakan belajar online diantaranya fleksibel, menghemat waktu proses belajar mengajar, mengurangi biaya perjalanan, biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku), menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
5. Elemen belajar online yaitu apa, bagaimana dan mengapa. Dari aspek, Apa : memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar. Bagaimana : didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar. Mengapa : ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.
6. Aspek Penting dalam belajar online yaitu menciptakan solusi belajar formal dan informal, menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun manusia, mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran.
7. Pro dan kontra terhadap belajar online, bagi yang kontra mengatakan bahwa “Di samping daerah jangkauan kegiatan belajar online yang terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi kontak secara langsung antar sesama siswa maupun antara siswa dengan narasumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk bersosialisasi. Bagi yang pro mengatakan bahwa belajar online dapat menjadi partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran konvensional di kelas. Belajar online bahkan menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di kelas atau sebagai alat yang ampuh untuk program pengayaan.
3.1  Saran

Hendaknya bagi pengelola dan orang-orang yang terjun dalam dunia pendidikan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk pembelajaran elektronik (E-Learning) sebagai salah satu cara yang efektif dalam menanggulangi kelemahan persoalan pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Sehingga diharapkan ada peningkatan mutu, keterampilan berpikir, berinteraksi serta keterampilan-keterampilan ideal lainnya dari para peserta didik.